Sabtu, 23 Maret 2024

Konsep Ketuhanan dalam Islam: Surat Al-Ikhlas sebagai Panduan

Konsep Ketuhanan dalam Islam: Surat Al-Ikhlas sebagai Panduan*

Sari kultum 1 Masjid Taqwa Paciran

Surat Al-Ikhlas merupakan salah satu surat dalam Al-Qur'an yang memuat konsep ketuhanan dalam Islam secara jelas dan tegas. Surat ini memberikan jawaban yang sangat komprehensif terhadap pertanyaan seorang Yahudi kepada Rasulullah SAW, yang bertanya tentang sifat-sifat Allah SWT. Dalam menjawab pertanyaan tersebut, Allah mengungkapkan dalam surat ini tentang keesaan-Nya, keunikan-Nya, dan ketiadaan-Nya atas apa pun yang menyerupai-Nya.


### Keutamaan Surat Al-Ikhlas


Surat Al-Ikhlas merupakan surat ke-112 dalam Al-Qur'an dan terdiri dari empat ayat. Meskipun singkat, surat ini memiliki kedalaman makna yang sangat besar. Rasulullah SAW sendiri menyebutkan bahwa surat ini setara dengan sepertiga Al-Qur'an. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pemahaman konsep ketuhanan yang terkandung dalam surat ini.


### Tafsir Ayat Pertama: "Katakanlah, Dialah Allah Yang Maha Esa"


Ayat pertama surat Al-Ikhlas menegaskan keesaan Allah SWT. Allah adalah satu-satunya Tuhan yang layak disembah dan tidak ada Tuhan selain-Nya. Dalam Islam, konsep keesaan Allah (Tauhid) adalah inti dari keyakinan yang harus dipahami dan dipegang teguh oleh setiap Muslim. Keesaan Allah mencakup aspek-aspek seperti keesaan dalam penciptaan, pengaturan, dan pemberian rezeki.


### Tafsir Ayat Kedua: "Allah tempat kita bergantung"


Ayat kedua menunjukkan bahwa Allah adalah tempat kita bergantung. Ini menggambarkan hubungan yang erat antara hamba dan Sang Pencipta. Manusia adalah makhluk lemah yang membutuhkan pertolongan dan perlindungan dari Allah dalam setiap aspek kehidupannya. Dengan menyadari bahwa Allah adalah tempat bergantung, manusia akan merasa tenang dan percaya sepenuhnya kepada-Nya dalam menghadapi segala tantangan dan cobaan.


### Tafsir Ayat Ketiga: "Tidak beranak dan tidak pula diperanakkan"


Ayat ketiga menolak konsep keturunan bagi Allah SWT. Allah tidak memiliki anak dan tidak pula diperanakkan, karena konsep ini bertentangan dengan keesaan-Nya. Dalam Islam, keyakinan bahwa Allah tidak memiliki keturunan adalah bagian dari Tauhid Rububiyyah, yaitu keesaan dalam perbuatan-Nya sebagai Pencipta, Pengatur, dan Pemberi rezeki. Ini menegaskan bahwa Allah adalah Maha Sempurna dan tidak terikat oleh keterbatasan manusia.


### Tafsir Ayat Keempat: "Dan tidak ada sesuatu pun yang menyerupai-Nya"


Ayat terakhir surat Al-Ikhlas menegaskan bahwa tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah SWT. Ini menolak segala bentuk antropomorfisme atau penggambaran Allah dalam bentuk manusia atau makhluk lain. Allah adalah Maha Agung dan Maha Suci, melebihi segala pemahaman dan imajinasi manusia. Keyakinan ini memperkuat konsep Tauhid Asma wa Sifat, yaitu keesaan dalam nama dan sifat-sifat Allah.


### Implikasi Konsep Ketuhanan dalam Kehidupan Sehari-hari


Pemahaman konsep ketuhanan dalam Islam seperti yang terkandung dalam surat Al-Ikhlas memiliki implikasi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari. Pertama-tama, keyakinan akan keesaan Allah mengajarkan manusia untuk memprioritaskan ibadah kepada-Nya di atas segala-galanya. Segala tindakan dan perilaku manusia seharusnya didasarkan pada kepatuhan kepada Allah dan menjadikan-Nya sebagai pusat kehidupan.


Kedua, menyadari bahwa Allah adalah tempat kita bergantung membuat manusia merasa tenang dan percaya diri dalam menghadapi segala cobaan dan tantangan. Ketika manusia menyadari bahwa Allah selalu bersamanya, ia akan merasa didukung dan terlindungi dalam setiap langkahnya.


Ketiga, penolakan terhadap konsep keturunan bagi Allah mengajarkan manusia untuk tidak menyekutukan-Nya dengan makhluk lain. Manusia harus memahami bahwa hanya Allah yang pantas disembah dan tidak ada yang setara dengan-Nya.


Keempat, keyakinan bahwa tidak ada sesuatu pun yang menyerupai Allah mengajarkan manusia untuk menjauhi segala bentuk kesyirikan dan penggambaran Allah dalam bentuk yang tidak pantas. Manusia harus memahami bahwa Allah melebihi segala pemahaman dan imajinasi manusia, sehingga segala usaha untuk mendekati-Nya harus dilakukan dengan penuh kesadaran dan penghormatan.


### Kesimpulan


Surat Al-Ikhlas merupakan pedoman yang sangat penting dalam memahami konsep ketuhanan dalam Islam. Melalui surat ini, Allah SWT memberikan jawaban yang sangat komprehensif terhadap pertanyaan seorang Yahudi tentang sifat-sifat-Nya. Surat ini menegaskan keesaan Allah,  ketiadaan apapun  pun yang menyerupai-Nya. Pemahaman konsep ketuhanan ini memiliki implikasi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari, mengajarkan manusia untuk memprioritaskan ibadah kepada Allah, merasa tenang dan percaya diri dalam menghadapi cobaan, menjauhi kesyirikan, dan menghormati keagungan Allah yang Maha Esa.


23/3/2024

Mufti Labib

Dosen UINSA

Konsep Ketuhanan dalam Islam: Surat Al-Ikhlas sebagai Panduan* Sari kultum 1 Masjid Taqwa Paciran Surat Al-Ikhlas merupakan salah satu surat...

Minggu, 10 Maret 2024

Nasihat Pengasuh Kepada Santri Kelas Akhir

Nasihat Pengasuh Kepada Santri Kelas Akhir

KH. Mufti Labib, Lc, MCL



Sebagai pengasuh, saya ingin menyampaikan pesan penting kepada anak anakku para santri kelas akhir menjelang pelepasan mereka ke dunia luar. 


Pesan ini terinspirasi dari kata-kata Imam Syafi'i yang mendalam:


ولدتك امك يابن آدم باكيا والناس حولك يضحكون سرورا

فكن على عمل تكون به يبكون حولك ضاحكا مسرورا 


"Engkau dilahirkan ibumu dalam keadaan menangis, sedang semesta bersenang-senang. oleh karena itu berbuatlah kebaikan dan berkaryalah hingga semesta menangisi kepergianmu sedangkan engkau meninggalkan mereka dengan tersenyum."


Pesan ini mengajarkan kita untuk mengisi hidup kita dengan kebaikan dan dedikasi yang mendalam. Sebagai contoh nyata, mari kita lihat sosok KH. Abdurrahman, seorang ulama besar yang pemakamannya dihadiri oleh puluhan ribu umat. Ketika jenazahnya dishalati, prosesi tersebut berlangsung hingga 5 tahap di Masjid Al Manar. Selama beberapa hari, nelayan di Kecamatan Paciran bahkan meliburkan diri untuk berduka atas kepergiannya. Ini menunjukkan betapa besar pengaruh dan kebaikan yang telah beliau tanamkan selama hidupnya.


Contoh lain yang patut kita renungkan adalah Jenderal Besar Sudirman. Saat jenazah beliau dihantar, juga disertai oleh puluhan ribu umat yang mengantarkan ke pristirahatan terakhir memberi hormat kepada beliau. Pengabdian beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia merupakan cerminan dari prinsip kebaikan dan dedikasi yang dipegang teguh.


Kedua contoh ini menggambarkan betapa pentingnya meninggalkan jejak kebaikan, meninggalkan legasi dalam hidup kita. Baik itu dalam bidang agama seperti yang dilakukan oleh KH. Abdurrahman, atau dalam bidang perjuangan menegakkan NKRI dan menegakkan keadilan mengusir penjajahan Belanda seperti yang dilegasikan oleh Jendral Jenderal Sudirman, dedikasi dan pengabdian kepada kebaikan adalah kunci untuk diingat dan dihormati oleh banyak orang.


Sebagai santri kelas akhir, ini adalah saat yang penting bagi kalian untuk merenungkan makna dari pesan ini. Ketika kalian melangkah ke dunia luar, bawalah semangat untuk berbuat kebaikan dan meninggalkan jejak yang positif di mana pun kalian berada. Ingatlah bahwa setiap tindakan kebaikan yang kalian lakukan akan memiliki dampak yang luas, bahkan setelah kalian tiada.


Berjasalah jangan minta jasa


Berjasalah, karena engkau akan mendapatkan pengormatan karena jasa-jasamu


Jangan minta dihormati

Jangan gila hormat 


Saya berharap pesan ini menjadi pijakan bagi kalian semua dalam menjalani kehidupan di masyarakat mendatang. Mari kita semua bersama-sama berjuang untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi agama dan bagi sesama dan meninggalkan legasi kebaikan yang abadi.


Mufti Labib

8/3

Nasihat Pengasuh Kepada Santri Kelas Akhir KH. Mufti Labib, Lc, MCL Sebagai pengasuh, saya ingin menyampaikan pesan penting kepada anak anak...

Persiapan Menuju Bulan Ramadhan (Sari khutbah Jumat Masjid al Taqwa)

 Persiapan Menuju Bulan Ramadhan

(Sari khutbah Jumat Masjid al Taqwa)



Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha Penyayang, yang telah memberikan kita kesempatan untuk berkumpul di sini pada kesempatan yang mulia ini. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi teladan bagi umat manusia dalam segala aspek kehidupan.


Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah,


Seperti yang kita ketahui, bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia dan penuh berkah. Sebagai umat Muslim, kita telah diberikan kesempatan yang istimewa untuk menyambut kedatangan bulan yang penuh berkah ini dengan hati yang lapang dan jiwa yang bersih. Oleh karena itu, dalam khutbah ini, mari kita bersama-sama mempersiapkan diri kita untuk menyambut bulan Ramadhan dengan tiga poin penting yang perlu kita perhatikan.


### 1. Bertaubat dan Membersihkan Diri dari Dosa


Salah satu aspek penting dari persiapan menyambut bulan Ramadhan adalah dengan melakukan taubat dan membersihkan diri dari dosa-dosa baik kepada Allah SWT maupun kepada sesama manusia. Taubat merupakan pintu pembuka rahmat Allah SWT dan merupakan langkah awal menuju kebaikan yang lebih besar.


Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:


> "Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (Q.S. An-Nur: 31)


Taubat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh akan membersihkan hati dan jiwa kita dari beban dosa-dosa yang telah kita lakukan. Selain bertaubat kepada Allah SWT, kita juga perlu memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia. Meminta maaf kepada orang yang pernah kita sakiti dan memaafkan orang yang pernah menyakiti kita adalah bagian penting dari proses membersihkan diri dari dosa-dosa.


### 2. Memperbanyak Shadaqah dan Berbagi Kenikmatan


Pada bulan Ramadhan, pelaksanaan ibadah shadaqah memiliki makna yang lebih mendalam. Shadaqah tidak hanya berupa pemberian harta, tetapi juga dapat berupa senyuman, kata-kata baik, atau bantuan kepada sesama yang membutuhkan. Rasulullah SAW bersabda:


"Seorang muslim tidaklah memberikan sedekah kepada saudaranya yang lain yang sedang dalam kesulitan, melainkan Allah akan menuliskan untuknya satu kebaikan, dan Dia akan menghapuskan darinya satu kesalahan."


Selain itu, dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda:


"Shadaqah itu tidak akan mengurangi harta seseorang dan Allah tidak akan meningkatkan seorang hamba karena ia memaafkan (kesalahan) kecuali akan mendatangkan kebaikan baginya."


Maka, mari kita memanfaatkan bulan Ramadhan sebagai momen untuk memperbanyak shadaqah dan berbagi kenikmatan kepada orang yang kurang beruntung. Ingatlah bahwa tidak ada orang yang miskin karena shadaqah. Kemiskinan disebabkan oleh perbuatan-perbuatan buruk seperti judi, narkoba, dan perbuatan tercela lainnya.


3. Memiliki Ilmu dan Wawasan yang Cukup dalam Berpuasa


Puasa Ramadhan bukan hanya sekedar menahan lapar dan haus, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui amal ibadah. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memiliki ilmu dan wawasan yang cukup dalam berpuasa, sehingga kita dapat menjalankannya dengan penuh kesadaran dan ketaqwaan.


Rasulullah SAW bersabda:


"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan yang dusta dan perbuatan yang buruk, maka Allah tidak memerlukan bahwa ia meninggalkan makanan dan minuman."


Artinya, puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga menahan diri dari segala bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama. Oleh karena itu, mari kita memperdalam pemahaman kita tentang puasa Ramadhan, baik dari segi hukum-hukumnya maupun tujuan-tujuan ibadahnya.


Demikianlah tiga poin penting yang perlu kita perhatikan dalam persiapan menyambut bulan Ramadhan yang mulia ini. Marilah kita bersama-sama memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ketaqwaan kita. Semoga Allah SWT senantiasa memberkahi kita dalam setiap langkah yang kita lakukan. Amin.


Mufti Labib

8/3


 Persiapan Menuju Bulan Ramadhan (Sari khutbah Jumat Masjid al Taqwa) Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Tuhan yang Maha Penyayang, yang...

Kamis, 07 Maret 2024

Masjid al Azhar dan Masjid Husen Diliburkan (Catatan Perjalanan Napak tilas 11)

Masjid al Azhar dan Masjid Husen Diliburkan

(Catatan Perjalanan Napak tilas 11)




Pada 15 Desember, Masjid Al Azhar jadi pusat perhatian, seperti pertunjukan politik ala telenovela Mesir. Di tengah suasana ibadah shalat jumat yang seharusnya suci, kita disuguhi drama politik yang bikin kepala penonton berputar.


Pemerintah kayanya lagi sibuk main SimCity dan lupa kalau ada Palestina yang butuh perhatian. Jemaah masjid pun pada kepo, nanya, "Pak, itu Palestina di peta kok dicoret-coret sih?" Beberapa orang malah kebakaran jenggot karena kebijakan pemerintah yang kelihatan "cuek" banget.


Nggak heran, si penguasa lokal kayaknya udah panik banget. Mereka bener-bener takut umat masjid bakal ngerusuh, sampe pada akhirnya kita lihat Brimob Mesir bertebaran di sekitar masjid. Rasanya kayak dikejar-kejar ala film laga Mesir versi komedi.


Sambil kita berusaha fokus ibadah, ada adegan penurunan presiden yang ternyata bermula dari masjid ini. Jadi, Masjid Al Azhar bukan cuma tempat ibadah, tapi juga bikin sejarah politik yang lebih seru dari telenovela.


Di setiap sudut masjid, kayaknya ada makhluk-makhluk sejarah yang tertidur dan bangun-bangun buat nonton drama politik yang nggak habis-habis. Pokoknya, mesjid ini kayak pusat hiburan yang nggak pernah sepi dari gosip politik Mesir.


Jadi, ibadah di Masjid Al Azhar enggak cuma dapat pahala, tapi juga tiket masuk nonton reality show politik Mesir secara langsung. Mesjid ini bener-bener dapet rating tinggi dari para penontonnya yang setia. Sambil berdoa, kita bisa sambil ketawa-ketawa lihat permainan politik yang terjadi di sekitar kita.


Jumatan di mesjid besar nasional kaya gini di samakan dengan meliburkan madrasah diniyah, piye ?


Cairo 18/12

Mufti Labib

Masjid al Azhar dan Masjid Husen Diliburkan (Catatan Perjalanan Napak tilas 11) Pada 15 Desember, Masjid Al Azhar jadi pusat perhatian, sepe...

Kincir Air Nabi Yusuf as Di Fayoum, Mesir


Kincir Air Nabi Yusuf as

Di Fayoum, Mesir
(Catatan Perjalanan Napak tilas 11)

Adalah sebuah keajaiban masa lalu apabila anda mengunjungi kincir air raksasa yang terdapat di kota Al Fayyum, Mesir..


 keajaiban masa lalu yang tetap hidup dalam bentuk megah: Kincir Air Nabi Yusuf AS. Saat mengunjungi tempat ini, rasanya seolah-olah kita melakukan perjalanan waktu ke relung masa lalu, zaman ketika Nabi Yusuf AS memimpin kementrian kemakmuran Mesir, dengan membuat proyek konstruksi yang benar-benar spektakuler.


Zaman Nabi Yusuf AS dikenal sebagai masa keemasan kreativitas teknologi air. Saat itu, Nabi Yusuf AS memimpin tim insinyur terbaik untuk membangun kincir air raksasa yang hingga kini menjadi saksi bisu kemegahan dan kecanggihan teknologi masa lalu. Konon, Nabi Yusuf AS menggunakan gagasan uniknya untuk menggerakkan kincir air ini, mengintegrasikan sistem roda gigi dan hukum hidrolik sebelum itu menjadi tren.


Jangan bayangkan kincir air ini seperti yang kita lihat di taman-taman saat ini. Kincir air Nabi Yusuf AS ini seolah-olah menjadi "mesin waktu air" yang membawa air dari sungai ke ladang-ladang dengan cara yang ajaib. Berjalan di sekitar struktur megah ini, anda dapat membayangkan kisah-kisah zaman dahulu ketika suara gemuruh air dan ketukan logam menciptakan simfoni kehidupan di tengah padang pasir.


Manfaat dari kincir air ini tidak hanya terbatas pada irigasi. Nabi Yusuf AS dan timnya merancangnya sebagai solusi serbaguna untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah yang kering. Kincir air raksasa ini tidak hanya menjadi pendorong pertanian, tetapi juga menjadi pusat kehidupan sosial masyarakat sekitar. Orang-orang berkumpul di sekitarnya, berbagi cerita, dan menghargai inovasi yang luar biasa ini.


Bagi para pelancong, mengunjungi Kincir Air Nabi Yusuf AS bukan hanya sekadar kunjungan sejarah. Ini adalah kesempatan untuk menggali kearifan masa lalu dan menyaksikan saksi bisu dari tekad seorang nabi untuk membawa kemakmuran kepada masyarakatnya. Selain itu, pelancong dapat merasakan langsung dampak positif kincir air ini pada kehidupan sehari-hari.


Pentingnya mengunjungi Kincir Air Nabi Yusuf AS tidak hanya terletak pada sejarahnya yang kaya, tetapi juga pada inspirasi yang dapat diambil dari perjuangan Nabi Yusuf AS dalam menciptakan sesuatu yang luar biasa. Ini adalah pelajaran bahwa bahkan dalam kondisi sulit sekalipun, manusia memiliki potensi untuk menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan.


Seiring matahari terbenam di Fayoum, kita diingatkan bahwa keberlanjutan dan kemajuan dapat dimulai dari upaya kecil dan kreatif. Kincir Air Nabi Yusuf AS adalah simbol kegigihan, dan mengunjunginya membawa kita pada refleksi mengenai bagaimana teknologi masa lalu bisa menjadi sumber inspirasi bagi masa depan.


Mufti Labib

Fayoum, 18 Desember 2023

Kincir Air Nabi Yusuf as Di Fayoum, Mesir (Catatan Perjalanan Napak tilas 11) Adalah sebuah keajaiban masa lalu apabila anda mengunjungi kin...