Jumat, 21 Juni 2024

Sejarah Kota Taif dari Zaman Nabi Hingga Sekarang




Sejarah Kota Taif dari Zaman Nabi Hingga Sekarang

oleh : Ust. KH. Mufti Labib, Lc, MCL


Latar Belakang Kota Taif

Taif adalah kota di wilayah Makkah, Arab Saudi, terletak di dataran tinggi sekitar 1.800 meter di atas permukaan laut. Kota ini dikenal dengan iklimnya yang sejuk, kesuburan tanahnya, dan hasil pertanian yang melimpah seperti anggur, delima, dan mawar. Sebelum Islam, Taif merupakan pusat perdagangan dan keagamaan penting bagi suku-suku Arab.


Periode Pra-Islam

Sebelum kedatangan Islam, Taif dihuni oleh suku Thaqif, salah satu suku kuat di Arabia. Mereka memiliki kuil yang didedikasikan untuk dewa Lat, salah satu dari tiga dewa utama yang disembah oleh bangsa Arab sebelum Islam. Lokasi strategis dan tanah subur membuat Taif menjadi pusat perdagangan dan pertanian yang makmur.


Zaman Nabi Muhammad SAW

Pada tahun 619 M, setelah kematian istrinya Khadijah dan pamannya Abu Thalib, Nabi Muhammad SAW menghadapi perlawanan yang semakin keras dari kaum Quraisy di Makkah. Dalam upaya mencari dukungan, beliau melakukan perjalanan ke Taif bersama Zaid bin Haritsah untuk menyebarkan ajaran Islam dan mencari perlindungan. Namun, penduduk Taif tidak hanya menolak ajaran Nabi, tetapi juga memperlakukannya dengan sangat kasar, melemparinya dengan batu hingga terluka. Peristiwa ini dikenal sebagai salah satu momen paling menyakitkan dalam hidup Nabi Muhammad SAW. Meskipun demikian, beliau menunjukkan kebesaran hati dengan tidak membalas dendam ketika kelak mendapat kesempatan.


Perang Hunain dan Pengepungan Taif

Pada tahun 630 M, setelah Penaklukan Makkah, Nabi Muhammad SAW memimpin pasukan Muslim dalam Perang Hunain melawan suku Hawazin dan Thaqif. Meskipun awalnya pasukan Muslim mengalami kesulitan, mereka akhirnya menang dan mengepung Taif. Pengepungan berlangsung selama beberapa minggu, tetapi karena pertahanan kota yang kuat, Nabi memutuskan untuk mengangkat pengepungan. Akhirnya, penduduk Taif memutuskan untuk memeluk Islam secara sukarela beberapa bulan kemudian.


Masa Khulafaur Rasyidin

Setelah masuk Islam, Taif menjadi bagian integral dari wilayah Islam. Pada masa Khalifah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, Taif tetap menjadi pusat penting perdagangan dan pertanian. Kebun anggur, kebun buah-buahan, dan ladang pertanian di Taif terus berkembang, berkontribusi signifikan terhadap perekonomian wilayah tersebut.


Dinasti Umayyah dan Abbasiyah

Selama pemerintahan Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, Taif mempertahankan perannya sebagai pusat perdagangan dan pertanian. Taif juga menjadi tempat peristirahatan musim panas bagi para bangsawan dan pejabat tinggi karena iklimnya yang lebih sejuk dibandingkan dengan Makkah dan Madinah. Selain itu, Taif dikenal sebagai pusat pendidikan dan budaya, dengan banyak ulama dan cendekiawan berasal dari kota ini.


Kesultanan Utsmaniyah

Pada masa pemerintahan Kesultanan Utsmaniyah, Taif berada di bawah administrasi langsung kekhalifahan. Kota ini tetap penting secara ekonomi dan strategis. Infrastruktur diperbaiki dan diperluas, termasuk pembangunan jalan dan bangunan publik. Pada masa ini, Taif juga dikenal sebagai tempat peristirahatan favorit para pejabat Utsmaniyah.


Arab Saudi Modern

Setelah pembentukan Kerajaan Arab Saudi pada tahun 1932 oleh Raja Abdulaziz Al Saud, Taif mengalami perkembangan pesat. Kota ini menjadi salah satu pusat administrasi dan militer penting di kerajaan. Raja Abdulaziz sering mengunjungi Taif dan menggunakan kota ini sebagai tempat peristirahatan musim panas. Konferensi Taif pada tahun 1989, yang diadakan di kota ini, menandai berakhirnya perang saudara di Lebanon, menekankan pentingnya Taif dalam diplomasi internasional.


Taif Saat Ini

Hari ini, Taif dikenal sebagai "Kota Musim Panas" karena cuacanya yang sejuk selama musim panas, menjadikannya tempat pelarian yang populer dari panasnya Makkah. Kota ini tetap menjadi pusat pertanian penting di Arab Saudi, terutama untuk produksi buah-buahan dan mawar. Produksi air mawar dari Taif terkenal di seluruh dunia.

Pemerintah Arab Saudi telah melakukan berbagai upaya untuk mengembangkan infrastruktur dan pariwisata di Taif. Bandara Internasional Taif melayani penerbangan domestik dan internasional, meningkatkan aksesibilitas kota bagi wisatawan dan peziarah. Proyek-proyek pembangunan seperti perluasan jalan raya, peningkatan fasilitas publik, dan pembangunan tempat wisata baru telah meningkatkan profil Taif sebagai destinasi wisata.


Tempat Bersejarah dan Wisata

1. Masjid Abdullah Ibn Abbas: Salah satu masjid bersejarah yang dinamai sesuai dengan sahabat Nabi Muhammad SAW, Abdullah Ibn Abbas.

2. Shubra Palace: Istana yang dibangun pada awal abad ke-20 dan sekarang menjadi museum.

3. Kebun Mawar Taif: Tempat wisata yang terkenal dengan kebun mawarnya dan proses pembuatan air mawar.

4. Taif Zoo dan Taman Al Rudaf: Tempat rekreasi keluarga yang menawarkan berbagai fasilitas dan pemandangan alam yang indah.

5. Jabal Daka: Salah satu puncak tertinggi di wilayah Hijaz yang menawarkan pemandangan menakjubkan dan menjadi tempat favorit untuk hiking dan camping.

Kota Taif memiliki sejarah yang panjang dan kaya, mulai dari zaman pra-Islam hingga era modern. Peranannya dalam sejarah Islam, terutama sebagai tempat yang dikunjungi Nabi Muhammad SAW, menambah nilai spiritual dan historis kota ini. Dari pusat perdagangan dan pertanian pada masa pra-Islam hingga menjadi destinasi wisata dan pusat pertanian penting di Arab Saudi modern, Taif terus memainkan peran signifikan dalam perkembangan ekonomi, budaya, dan spiritual wilayah tersebut. Kota ini adalah contoh sempurna dari bagaimana tradisi dan modernitas dapat hidup berdampingan, menjadikannya tempat yang unik dan berharga di Kerajaan Arab Saudi






Tidak ada komentar:

Posting Komentar