Sabtu, 09 Mei 2020

Nasihat Untuk Santri

Muhammadiyahlamongan.com– Menjadi santri dan mondok di pesantren adalah pilihan hidup. Suatu keberuntungan bagi para santri yang berkesempatan mengukir sejarah hidupnya di pesantren.

Demikian disampaikan Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) PDM Lamongan Fathurrahim Syuhadi di hadapan ratusan santri putra Pondok Karangasem Muhammadiyah Paciran pada saat memberikan motivasi dan pembekalan santri baru.

“ Hidup di pesantren itu terasa indah dan menyenangkan. Pergaulan menjadi luas karena dapat berinteraksi dengan para santri lainnya yang berasal dari berbagai daerah bahkan dari luar pulau” kata Fathurrahim Syuhadi kemarin.



Menjadi santri, tegasnya,  secara langsung dapat mempelajari watak dan karakter santri lainnya. Hidup selama 24 jam dengan menjaga ukhuwah dan kedamaian. Saling tolong menolong, saling mengingatkan dengan penuh kesabaran serta saling menjaga silaturahmi

“Sebagai santri Muhammadiyah,  selain tekun beribadah dan belajar, para santri harus aktif berorganisasi. Karena hanya dengan belajar berorganisasi berbagai persoalan yang akan dihadapi akan mudah dipecahkan” ungkapnya.

Menurut Rohim, panggilan Keunggulan Fathurrahim Syuhadi , santri yang mondok di pesantren Muhammadiyah dapat belajar berorganisasi melalui Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Hizbul Wathan (HW) dan Tapak Suci Putra Muhammadiyah (TS).

“Melalui ketiga organisasi inilah jiwa Kemuhammadiyahan dan Al Islam para santri ditempa” tegasnya menjelaskan.

Pondok Pesantren Karang Asem Muhammadiyah Paciran sendiri didirikan oleh KH Abdurrrahman Syamsuri yang dikenal sangat luas ilmu agamanya. KH Abdurrahman yang biasa dipanggil Yi Man adalah seorang organisatoris.

“Beliau pernah menjadi ketua PCM Paciran, kemudian menjadi Ketua PDM Lamongan dan Wakil Ketua PWM Jawa Timur” kata Rohim di hadapan ratusan santri putra Pondok Karangasem Muhammadiyah itu.

Semasa hidupnya Yi Man sangat mendorong para santrinya untuk aktif berorganisasi. Sehingga tidak mengherankan bila para santri lulusan Pondok Karangasem ini banyak yang menjadi pimpinan Muhammadiyah dari tingkat Ranting sampai Wilayah, baik yang berada di Jawa maupun luar pulau Jawa.

“Maka untuk itu para santri ini, khususnya santri baru harus meneladani kepemimpinan dan keaktifan Yi Man dalam berorganisasi” pungkas  Fathurrahim Syuhadi.(FRS)

Paciran, 24 Juli 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar