Minggu, 10 Mei 2020

Pesan Ketua PP Muhamamdiyah dan Mendikbud dalam Milad ke-70

LAMONGAN, Suara Muhammadiyah – “Penguatan terpenting santri adalah pendalaman ilmu kewahyuan (fardlu ain) karena mengajarakan pengetahuan akan kewajiban dan larangan agama. Selanjutnya adalah ilmu-ilmu fardlu kifayah lainnya yang kita sebut ilmu umum meliputi, ilmu alam, sosial dan humaniora,” Pesan yang disampaikan oleh Prof Yunahar Ilyas saat memberikan pidato dalam silaturrahim nasional alumni Ponpes Karangasem. Menurutnya lembaga pendidikan Muhammadiyah seperti halnya pondok pesantren Karangasem Paciran Lamongan  harus menguasai keduanya.

Acara yang digelar bersamaan dengan Milad Ponpes Karangasem yang ke-70 ini banyak dihadiri alumni yang sudah berkiprah di masyarakat baik di bidang pendidikan, maupun persyarikatan. Nampak beberapa yang hadir adalah Dr Muhammad Ziyad, dari PP Muhammadiyah dan Dr Ishomudin dari Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam acara tersebut Prof Yunahar juga didaulat untuk mengukuhkan  bagi santri Daurah Tahfizh Quran dari anak anak madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah 16 yang berada di lingkungan Ponpes Karangasem Muhammadiyah Paciran. Beliau juga menyampaikan keterkejutan dari apa yang diperoleh anak-anak ini, di mana dalam waktu satu bulan ada yang mendapat 4,5, dan 10 juz.

Sepaham dengan Prof Yunahar Ilyas, Mendikbud, Muhadjir Effendi  pun menggarisbawahi  bahwa pesantren itu tak lepas dari unsur tradisi sebagaimana keberadaan Kyai dan ustadz yang menjadi panutan bagi santrinya. Inilah kelebihan pondok pesantren dibanding lembaga pendidikan lainnya. Lembaga pondok pesantren, menurut muhadjir,  bukan hanya full day school tapi full day and night school yang disambut tepuk tangan hadirin yang hadir di Aula KH Abdurrahman Syamsuri pagi itu. “Pondok pesantren muhammdiyah harus selalu responsif dengan perubahan yang semakin cepat,” tegasnya.

Selain itu Menteri pendidikan ini juga menunjukkan peran penting Muhammadiyah dalam perjuangan bangsa. “Muhammadiyah telah banyak memberi contoh bahwa kader kadernya banyak berperan penting dalam perjalanan bangsa ini, Jenderal Sudirman adalah Guru sekolah Muhammadiyah dan Ir Juanda pencetus Deklarasi Juanda yang diratifikasi oleh PBB hingga melahirkan batas darat laut dan udara sebuah negara,  adalah juga guru sekolah muhammadiyah,” ujarnya. “Adalah salah bila ada yang menganggap Muhammadiyah anti NKRI karena pencetus NKRI adalah kader Muhammadiyah yaitu Ir Juanda,” tambahnya.

Kunjungan Menteri Pendidikan ini juga dalam rangka memberikan bantuan Sarana Belajar online, untuk perpustakaan  SMPM 14 dan SMKM 8 yang berada di lingkungan Ponpes Karangasem. Dalam kesempatan tersebut Muhadjir juga meresmikan pembangunan asrama SMP M 14 ponpes Karangasem Muhammadiyah Paciran.

Dalam akhir sambutannya  Muhadjir mengingatkan bahwa penguasaan bahasa asing adalah kunci, selain bahasa Arab, tentunya juga bahasa asing lainnya. Selain itu kemampuan bekerja sama adalah poin penting di era perkembangan teknologi informasi sekarang ini. Dalam urusan literasi kita punya teladan, “Rasulullah adalah bapak literasi dunia karena wahyu pertamanya adalah perintah untuk membaca,” pungkasnya.

KH Abdul Hakam Mubarok, pengasuh Ponpes Karangasem, menyampaikan bahwa silaturahim ini sekaligus sebagai ajang reuni  santri yang mungkin sudah puluhan tahun mengunjungi pondoknya. Mereka para alumni ini adalah kader kader yang kini banyak berkiprah dan mewarnai kehidupan masyarakat. Bahkan banyak alumni yang sudah memiliki lembaga pondok pesantren sendiri. Beliau juga berharap para alumni bisa memberikan sumbang saran untuk memajukan Ponpes karangasem lebih berkemajuan. (Agus Buchori)

By Suara Muhammadiyah, 23 October, 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar